Pandemi Covid-19 ini banyak sekali memberikan dampak terhadap masyarakat, bukan hanya di Indonesia saja namun di seluruh dunia yang terkena penyebaran virus Covid-19 ini.
Kira-kira bagaimana yaa dampak pandemi Covid-19 pada hubungan suami dan istri? Mari kita bahas!
Orami.co.id |
Masa pandemi Covid-19 ini memang cukup membuat banyak orang menjadi stres, oleh karena itu banyak terjadinya konflik rumah tangga akibat pandemi ini, diantaranya :
1. Bosan
Theasiaparent.com |
Berdasarkan
artikel dari Tribunnews.com, menurut Zoya yang merupakan seorang psikolog seksual,
di masa pandemi ini psikolog kebanjiran keluhan soal rumah tangga. Zoya
menjelaskan bahwa memilih pasangan yang bisa hidup bersama selama 24 jam full
seperti saat pandemi ini sangatlah penting. Karena kebosanan menjadi konflik
yang cukup sering terjadi di saat pandemi ini, "Saat kita bosan jangan
nyalahin pasangan kita, jangan nyalahin pacar jangan nyalahin suami atau istri.
Coba lakukan sesuatu yang bermakna, karena bosan bisa berarti kamu kurang
merasa hidup kamu bermakna yang bikin kamu terjebak dalam sebuah stigma,"
pungkas Zoya.
2. KDRT
(Kekerasan dalam rumah tangga)
Fajar.co.id |
Menurut data WHO yang dikutip di
situs Media Indonesia banyak
negara melaporkan terjadi peningkatan kasus KDRT di masa pandemi, antara lain
Inggris, Prancis, Spanyol, dan Jepang. Di Spanyol, KDRT pada April 2020
meningkat 60 persen ketimbang April 2019. Dibandingkan dengan Maret 2020, kasus
KDRT juga naik 38 persen. Di Inggris, panggilan pada saluran laporan KDRT
meningkat 49 persen pada awal April 2020 jika dibandingkan dengan April 2019.
Untuk menghindari konflik selama masa karantina dan isolasi mandiri, pasangan suami istri bisa memanfaatkan waktu untuk quality time bersama. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri selama dirumah saja untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Di antaranya :
1. Melakukan
hal menyenangkan bersama
Kumparan.com |
Untuk menghindari
kebosanan saat sedang meminimalisir aktivitas diluar rumah akibat pandemi ini,
pasangan suami istri bisa melakukan hal menyenangkan dan juga positif bersama
untuk menjaga kehangatan hubungan, contohnya yaitu mereka bisa masak bersama,
karaokean, yoga atau olahraga di rumah, menonton film di rumah dan yang
lainnya.
2. Saling
menguatkan
Alodokter.com |
Masa pandemi covid-19
ini banyak memberikan dampak terhadap masyarakat yang mengakibatkan rasa stress
serta kecemasan terjad akibat PHK yang dialami oleh para suami. Oleh karena itu
pasangan suami istri bisa saling menguatkan untuk menghadapi cobaan akibat pandemi ini agar hubungan mereka tetap terjaga dengan baik untuk mengurangi
pertengkaran.
Selain itu, adanya pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada pasangan suami istri yang akan memiliki anak. Seperti wawancara yang dilakukan oleh tim Bbc.com (17/4) terhadap seorang wanita bernama Nomi, dia mengaku sempat stres dan takut memeriksa kandungannya karena khawatir terpapar Covid-19. "Jelas (saya) takut. Apalagi saat mau kontrol kehamilan menjelang persalinan. Riskan. Padahal kan harus rutin kontrol. Jadi terbatas dan banyak diundur," ungkap ibu dari seorang bayi perempuan ini.
Health.detik.com |
Ditambah lagi, ini kehamilan pertama
Nomi, yang bagi banyak perempuan bisa memberikan tekanan psikis tersendiri. Persalinan
yang dijalani Nomi juga berbeda dimana dokter dan perawat mengenakan alat
perlindungan diri (APD) lengkap, seperti hazmat, masker, dan face
shield (penutup muka). Nomi merasa beruntung masih bisa didampingi
suami saat persalinan. Meski, suaminya harus memakai APD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar