Chibi Captain America Ajeng Dwi Cahyanda's Blog: ARTIFICIAL INTELLIGENCE DAN SISTEM PAKAR (ELIZA, PARRY, Nettalk) DI BIDANG PSIKOLOGI

Kamis, 03 Desember 2020

ARTIFICIAL INTELLIGENCE DAN SISTEM PAKAR (ELIZA, PARRY, Nettalk) DI BIDANG PSIKOLOGI

AJENG DWI CAHYANDA (10517385) – 4PA09


Artificial Intelligence (AI) itu apa yaa?

ebsedu.org


    Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia. (McLeod dan Schell, 2008).

Lalu, apa saja yaa tujuan adanya Artificial Intelligence (AI)?

Tujuan adanya Artificial Intelligence (AI) menurut Winston dan Prendergast (1984), adalah sebagai berikut:

1.      Membuat mesin menjadi lebih pintar

2.      Memahami apa itu kecerdasan

3.      Membuat mesin lebih berguna

Selain itu, tujuan adanya Artificial Intelligence (AI) menurut microdataindonesia.co.id adalah sebagai berikut:

1.      Bisa membantu pekerjaan manusia

Seperti contohnya program atau sistem buatan manusia adalah robot yang sudah ada di super market yang dapat berbicara dan memberikan pelayanan seolah seperti manusia.

2.      Membuat mesin menjadi lebih pintar

Contohnya adalah komputer yang dulu hanya dapat mengetik saja, namun seiring dengan perkembangan zaman maka komputer juga dapat dipakai untuk chatting, bermain game dan lain sebagainya.

3.      Membantu menyelesaikan masalah

Seperti contohnya komputer mempunyai program kalkulator yang mana didalamnya dapat memecahkan masalah perhitungan dari hitungan biasa hingga hitungan logika, menjadikan dalam tahap ini kecerdasan buatan bisa berguna sekali untuk banyak orang.


SISTEM PAKAR DAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE

Sistem pakar (expert system) adalah program artificial intelligence yang menggabungkan pangkalan pengetahuan (knowledge base) dengan sistem inferensi. Ini merupakan bagain software spesialisasi tingkat tinggi yang berusaha menduplikasi fungsi seorang pakar dalam satu bidang keahlian.

Eliza, Parry, dan Nettalk adalah contoh dari chatterbot. Chatterbot merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk menstimulasi percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia secara audio maupun teks.

Chatterbot dikategorikan sebagai kecerdasan buatan atau artificial intelligence yang dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan on-line, layanan personal, atau diskusi informasi dalam hal ini dapat dilihat fungsi program sebagai suatu jenis agen percakapan (conversational agent).


1.      ELIZA

en.wikipedia.org


Salah satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi. ELIZA ditulis oleh Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas ELIZA telah dibuat dari konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran seperti seorang psikiater.

A      : Semua pria sama

E       : Dalam hal apa

A      : Mereka selalu menjadi gangguan bagi kita dalam berbagai hal

E       : Bisakah kamu memberikan contoh yang lebih spesifik

A      : Yeah, pacarku membuatku datang ke sini

E       : Pacarmu membuamu datang ke sini

A      : Dia bilang aku depresi sepanjang waktu

E       : Aku turut bersedih mendengar kamu depresi

A      : Memang benar, aku tidak bahagia

E       : Apakah kamu pikir datang ke sini bisa menolongmu merasa bahagia

A      : Yang pasti aku butuh pertolongan

      Percakapan tersebut mungkin akan dianggap seseorang sebagai percakapan yang timbul dalam wawancara antara seorang psikiater dan pasiennya. Respons dari komputer cenderung stereotipe, misalnya dia diprogram untuk merespons beberapa kunci kalimat dengan respons yang hanyalah merupakan transformasi dari kalimat aslinya. Seperti ketika “Pasien“ mengatakan kata kunci “I’m“, ELIZA merespons dengan gaya tutur seperti “Aku turut bersedih mendengar kamu“ jika tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang lebih awal.

2.      PARRY

      Percakapan seperti apakah yang mungkin dihasilkan jika perannya dibalik, yaitu jika seorang psikiater berbicara pada pasien simulasi komputer? Colby, Hilf, Weber dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada.

      Colby dan para rekan-reakn penelitinya mengarahkan komputer tersebut untuk melakukan tes Turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai PARRY menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Para juri (psikiater) diminta untuk mengukur kadar paranoid dari keseluruhan respons.

Dr  : Apakah ada sesuatu tentang seseorang yang bisa kau gambarkan?

Pt   : Beberapa orang tertentu

Dr  : Siapakah orang-orang tertentu tersebut dan apa yang mereka lakukan?

Pt   : Tahukan Anda tentang aktifitas bawah tanah?

Dr  : Apa maksud Anda?

Pt   : Haruskan saya jelaskan?

Dr  : Mengapa Anda menayakan tentang dunia bawah tanah?

Pt   : Apa yang Anda ketahui tentang dunia bawah tanah?

Dr : Aku tidak tahu apa-apa tentang dunia bawah tanah, tetapi ketika Anda menyebut tentang hal itu, saya pikir Anda pasti pernah berhubungan dengan hal itu dan saya ingin tahu lebih banyak tentang  dunia bawah tanah itu.

Pt   : Cobalah untuk menghindari dunia bawah tanah

Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merespons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, di mana program ini juga lulus tes Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa (dalam Solso, Maclin dan Maclin, 2007). 

3.      NETTALK

nettalk.com


Program ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowski di sekolah medis Harvard dan Rosenberg di Universitas Princeton. Dalam program ini, NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. Model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit “Neuron” dan ribuan koneksi. NETtalk “Membaca keras-keras” dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa.

Aplikasi yang lebih praktis atas sistem ini cukup terlihat; apa yang mungkin tidak terlalu terlihat, tetapi dalam operasi jangka panjang menjadi terasa lebih penting, sebagai sebuah konsep yang menggrebak model sekarang yang terinspirasi oleh neuron (Solso, Maclin dan Maclin, 2007).


Contoh Penggunaan AI sebagai Expert System untuk Mendukung Pengambilan Keputusan (Diagnosa) di Bidang Psikologi.

Contoh Artificial Intelligence untuk mendukung diagnosa psikologi yaitu Rancang bangun aplikasi sIstem pakar untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Salah satu yang dipelajari pada kecerdasan buatan adalah teori kepastian dengan menggunakan teori Certainty Factor (CF) (Kusumadewi, 2003).

Arsitektur Sistem Pakar

Flowchart

Gejala Keterbelakangan Mental

Halaman Layanan

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rohman dan Fauzijah (2008), salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang psikologi, yaitu untuk sistem pakar menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Anak-anak merupakan fase yang paling rentan dan sangat perlu diperhatikan satu demi satu tahapan perkembangannya. Contoh satu bentuk gangguan perkembangan adalah conduct disorder. Conduct disorder adalah satu kelainan perilaku dimana anak sulit membedakan benar salah atau baik dan buruk, sehingga anak merasa tidak bersalah walaupun sudah berbuat kesalahan. Oleh karena itu dibangun suatu sistem pakar yang dapat membantu para pakar/psikolog anak untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF).

Contoh AI lainnya dibidang psikologi yaitu

       Persona, merupakan platform tes psikologi berbasis kecerdasan buatan. Dilansir dari liputan6.com. Dalam presentasi di sesi pitch deck, The NextDev 2018 Talent Scouting Semarang, Persona digambarkan sebagai platform digital yang menawarkan layanan tes psikologi untuk kebutuhan korporasi dengan mengunakan artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Persona membantu para psikolog dalam melaksanakan proses assessment karyawan dengan cara yg lebih efisien dan efektif.


Daftar Pustaka

Colby, K.M., Hilf, F.D., Weber, S. and Kraemer, H.C. (1972). 'Turing-like indistinguishability tests for the validation of a computer simulation of paranoid processes', Artificial Intelligence 3, pp. 199–221.

http://microdataindonesia.co.id/news/read/223/pengertian-artificial-intelegence-tujuan-kelebihan-kekurangannya (Diakses pada tanggal 2 Desember 2020; pukul 18:45 WIB).

https://www.liputan6.com/tekno/read/3553306/persona-platform-tes-psikologi-berbasis-kecerdasan-buatan (Diakses pada tanggal 4 Desember 2020; pukul 10:50 WIB)

Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.

McLeod, R. & Schell, George P. (2008). Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Rohman, F. F., & Fauzijah, A. (2008). Rancang bangun aplikasi sistem pakar untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Media informatika6(1).

Solso, R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. (2007). Psikologi Kognitif edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Winston, P. H. & Prendergast, K. A. (1984). The AI Business: The Commercial Uses of Artificial Intelligence. Cambridge, MA: MIT Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar