Seperti pada judul yang
tertera dan selalu timbul pertanyaan “apakah psikologi dengan ilmu budaya dasar saling
berkaitan?” tentu saja jawabanya “ya” mengapa? Mari kita bahas dalam pembahasan
berikut, namun sebelum kita bahas mari kita jelaskan latar belakang dari psikologi
dan ilmu budaya dasar!
Psikologi
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa yunani kuno : "ψυχή" (Psychē yang
berarti jiwa) dan "-λογία" (logia yang artinya ilmu), Sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. namun pengertian psikologi itu sendiri adalah
salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan
yang mempelajari mengenai perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia secara
ilmiah.
Ilmu Budaya Dasar
Sebelum masuk ilmu budaya dasar,
latar belakang ilmu budaya dasar adalah budaya
jadi dapat kita ketahui Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia .Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia. Sedangkan“Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang
mempelajari dasar dasar dan pengertian tentang konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan”.
Seperti latar belakang yang telah kita bahas, Ilmu budaya dasar mempunyai kaitannya dengan ilmu psikologi. Ilmu budaya dasar dan psikologi sama- sama menggunakan suatu akal dan tentu saja semua manusia pasti mengenal budaya.
Jadi, pada dasarnya kebudayaan pada suatu masyarakat merupakan perwujudan manusiawi dari individu-individu yang berada dalam masyarakat pendukungnya sehingga permasalahan kebudayaan akan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan pola pikir dan kebutuhan manusia yang sudah barang tentu tidak bisa lepas dari aspek psikologis dan kepribadian dari orang-orang dalam masyarakat tersebut. Dalam konsep yang paling dominan kebudayaan dapat dimaknai sebagai fenomena material, sehingga menurut faham ini pemahaman dan pemaknaan kebudayaan lebih banyak dicermati sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1980 : 193).
o Cara hidup di kota
dan di desa berbeda (urban dan rural ways of life), antara anak yang di
besarkan di kota dengan seorang anak yang di besarkan di desa. Anak kota
terlihat lebih berani untuk menonjolkan antara teman-temannya dan sikapnya
lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan
tertentu. Sedangkan seorang anak yang di besarkan di desa mempunyai sikap
percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).
o Kebudayaan khusus
atas dasar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar didalam membentuk
kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab dalam satu agama
pun melahirkan kepribadian yang berbeda pula di kalangan umatnya.
o Kebudayaan berdaskan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga
memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter
misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang petani, dan itu semua berpengaruh
pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Dari fenomena-fenomena diatas dapat kita simpulkan bahwa pada fenomena pertama, anak perkotaan dapat mencontoh perilaku anak pedesaan yaitu memiliki cara berfikir kritis dengan lebih dewasa untuk dapat memecahkan suatu masalah yang mereka hadapi dan juga belajar pada tata cara berbicara yang lebih sopan dari biasanya. kemudian fenomena kedua Walaupun di indonesia maupun negara lain memiliki kepercayaan yang berbeda-beda, kita harus saling menghormati dan menghargai apa yang mereka percayai satu sama lain dan memiliki sifat toleransi yang kuat. Fenomena ketiga setiap profesi dapat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dalam keluarga. Contohnya pada kehidupan seorang petani, mereka terbiasa hidup lebih sederhana. Berbeda dengan polisi maupun tentara, pengaruh terhadap keluarga yaitu dapat mendidik anak dengan lebih tegas maupun disiplin.
Dari fenomena-fenomena diatas dapat kita simpulkan bahwa pada fenomena pertama, anak perkotaan dapat mencontoh perilaku anak pedesaan yaitu memiliki cara berfikir kritis dengan lebih dewasa untuk dapat memecahkan suatu masalah yang mereka hadapi dan juga belajar pada tata cara berbicara yang lebih sopan dari biasanya. kemudian fenomena kedua Walaupun di indonesia maupun negara lain memiliki kepercayaan yang berbeda-beda, kita harus saling menghormati dan menghargai apa yang mereka percayai satu sama lain dan memiliki sifat toleransi yang kuat. Fenomena ketiga setiap profesi dapat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dalam keluarga. Contohnya pada kehidupan seorang petani, mereka terbiasa hidup lebih sederhana. Berbeda dengan polisi maupun tentara, pengaruh terhadap keluarga yaitu dapat mendidik anak dengan lebih tegas maupun disiplin.
Jadi dari penjelasan diatas dapat kita sadari bahwa hubungan ilmu budya daasar dan psikologi
ini adalah suatu keilmuan yang berjalan seiringan dengan objek sasaran nya
adalah manusia. Ilmu budaya dasar sebagai ilmu yang menunjukan dasar berbudaya
manusia terhadap lingkungan sekitarnya, dan Psikologi sebagai ilmu yang meneliti perilaku/proses mental manusia yang di akibatkan dari seberapa pengaruh budaya terhadap keadaan psikisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar